Pemuda Masa Lalu… Kini… dan Nanti…
Oleh: Lusita
“Sesungguhnya aku amat merindukan pemuda/ pemudi yang tidak tidur lena karena memikirkan masalah umat.” –Syahid Imam Hasan al-Banna
Mengutip suatu perkataan Syahid Imam Hasan
al-Banna, bahwa beliau merindukan sosok pemuda yang bahkan tidak bisa tidur karena
memikirkan masalah khalayak umum. Banyaknya arti kata pemuda secara harfiah
membuat kita kurang memahami dalam artian sebenarnya. Pada pembahasan kali ini tentang
sosok pemuda seperti apa yang dirindukan oleh bangsa akan kita ulas secara
singkat, namun padat makna.
Menurut KBBI Online, pemuda adalah orang
muda, remaja –para pemimpin bangsa- yang selalu bergantung kepada seseorang. Lalu
menurut Lembaga Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (United Nations Educational,
Scientific and Cultural Organization [UNESCO]) bahwa pemuda sebagai “…a period of transition from the
dependence of childhood to adulthood’s independence and awareness of our
interdependence as members of a community…”
Dalam pengertian ini, yang disebut sebagai
“pemuda” adalah mereka yang sedang menjalani transisi dari masa kanak-kanak
menuju periode ketika mereka dituntut untuk menjadi lebih mandiri dan independen.
Pada periode tersebut, mereka juga diharapkan untuk memiliki kepekaan sebagai
bagian dari masyarakat tempatnya beraktivitas. Kemudian, secara usia, UNESCO
juga membatasi mereka yang dapat disebut sebagai pemuda adalah mereka yang
berusia antara 15-24 tahun. Jika UNESCO menetapkan usia pemuda adalah 15-24
tahun, bagi The African Youth
Charter, pemuda adalah mereka yang berusia antara 15-35 tahun. Batasan ini
disesuaikan dengan konteks Afrika serta realitas pembangunan di benua itu.
Di Indonesia sendiri, kepemudaan diatur oleh
UU RI No. 40 tahun 2009. Dalam UU tersebut, pemuda adalah warga negara
Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang
berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun. Undang-undang kita
menggunakan frase “periode penting pertumbuhan”, sementara UNESCO
mengelaborasinya dengan lebih detil, dalam periode tersebutlah terjadi transisi
dari individu yang dependen mejadi independen.
Masa Pemuda adalah masa-masa yang sangat
istimewa dalam periode kehidupan manusia, karena pada masa ini manusia diberkahi
berbagai anugerah yang tidak ternilai harganya dan mungkin tidak akan didapatkan
di masa kanak-kanak, maupun masa lanjut usia; yakni kekuatan fisik, pikiran yang
jernih, kritis dan kreatif, juga semangat yang membara. Banyaknya keistimewaan
tersebut, tidak semua pemuda menyadari anugerah yang diberikan Allah swt.
kepada mereka. Sebenarnya untuk menjadi “Pemuda yang dirindukan” –oleh bangsa
dan Negara- itu sebenarnya tidak terlalu
sulit, namun dibutuhkan suatu komitmen, keyakinan, dan usaha yang riil
dilapangan untuk mewujudkan itu semua.
Teringat pesan terakhir Syahid Imam Hasan
al-Banna menyatakan, “Siapkanlah dirimu untuk menggantikan angkatan tua, mereka
akan pulang tak lama lagi. Janganlah engkau menjadi pemuda
kecapi suling, yang bersenandung meratapi tepian yang sudah runtuh,
mengenangkan masa silam yang telah pergi jauh. Janganlah engkau membuat
kekeliruan lagi seperti pernah dilakukan oleh angkatan yang engkau gantikan.”
Terlihat bagaimana Syahid Imam Hasan al-Banna
yang ingin kita sebagai para pemuda meneruskan perjalanan dari masa silam ke
masa sekarang dengan tenaga dan kaki kita sendiri. Memenuhi segala hiruk pikuk
dunia ini dengan kegiatan kepemudaan yang bermanfaat. Berbekal dengan fisik
yang kuat, pikiran yang jernih, dan semangat yang pantang menyerah, pemuda
harus menghadapi tugas dengan kesungguhan, ketekunan, semangat revolusioner,
progressif, penuh perhitungan dan pertimbangan yang matang, pemuda sebagai agen
perubahan dunia.
Pemuda
kini juga harus memperkaya ilmu dengan mempelajari sejarah dan meneladani
perjuangan masa silam, di mana jatuh bangunnya para pemuda dulu yang dirasakan
oleh Syahid Imam Hasan al-Banna sendiri. Beliau juga berpesan, “Kamu tidak
boleh menjadi “plagiator” dari angkatan lama, dan tidak boleh pula menepuk dada
serta meniadakan segala harga dan nilai, jasa dan karya dari angkatan lama.
Mereka kaya dengan pengalaman, engkau kaya dengan cita-cita. Padukanlah
pengalaman angkatan lama dengan nyala citamu! Sejarah ini telah lama berjalan
bergerak dan berkembang.”
“Jas Merah” itulah kata yang tepat menanggapi pesan beliau ini. Tidak larut dengan kisah romantisme sejarah yang diukir pemuda masa silam, tetapi meneladani hal itu dan membuat kisah romantisme sejarah masa kini yang kita buat, dan kita sendiri pemeran utamanya. Mengutip pernyataan Ustadz Anis Matta Lc, "Pemuda Indonesia harus membangun kapasitas yang berorientasi kemanusiaan. Indonesia tidak butuh figur sentral untuk kemajuannya, akan tetapi Indonesia butuh partisipasi kita semua". Pemuda yang dirindukan itu adalah pemuda yang senantiasa berpikir kritis, berkarya dan bertindak untuk kemajuan bangsanya, negaranya, dan agamanya juga menginspirasi banyak orang. Pemuda harus mempunyai karakter yang kuat secara rohani dan jasmani. Beberapa karakter yang harus dimiliki para pemuda ialah; a) Profesional, dalam arti pemuda yang mempunyai prinsip hidup yang kokoh dan kuat, bekerja dengan penuh semangat, penuh pengabdian, bekerja keras, dan bertanggung jawab dalam pekerjaannya; b) Empati, kepekaan sosial yang tinggi, pasti akan memiliki suatu rasa empati terhadap hal-hal disekitarnya, baik terhadap keluarganya, lingkungannya maupun bangsa dan negaranya; c) Mandiri, pemuda yang mampu menjadi inspirasi bagi orang-orang disekitarnya, dan bahkan menjadi motor penggerak perubahan bagi lingkungannya; d) Ulet, ketika menghadapi suatu permasalahan, berjuang pantang menyerah untuk menyelesaikan masalah itu adalah kuncinya, tidak gampang putus asa jika dihadapkan dengan persoalan yang begitu kompleks; e) Disiplin, karakter kuat yang harus dijaga oleh pemuda untuk tepat waktu dan tepat sasaran; f) Religius, teguh dalam keyakinan, komitmen dalam menjalankan syariat agama dan selalu dekat dengan Allah swt; g) Militan, menjadi salah satu yang mungkin mencakup keseluruhan dari penjabaran di atas.
Menjadi
pemuda masa lalu, kini, dan mendatang tidaklah berbeda. Karena semua konteksnya
berada di dalam satu lingkup, yakni “KEPEMUDAAN”. Perkembangan zaman terus
membuat pemuda harus banyak belajar guna mempersiapkan keadaan apapun di
masanya, yang mungkin saja berbeda setiap periodenya. Oleh karena itu, pemuda
harus memiliki karakter yang kuat, teguh keyakinan, kesungguhan dan tetap
menjaga prinsip agar menjadi pemuda yang dirindukan di segala lini, di manapun,
kapanpun, dan dalam hal apapun.