Minggu, 21 Oktober 2012

Materi Sejarah Kelas XI IPA

BAB II
KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

A. Masuknya Pengaruh Islam ke Indonesia
Masuknya agama Islam secara damai dan penyebaraannya pun memilih berbagai unsur lokal membuat Islam dapat diterima luas di Indonesia. Alasan mengapa Islam dapat diterima luas di Indonesia adalah:
1. Syarat-syarat masuk agama Islam sangat mudah.
2. Upacara agama Islam sangat sederhana.
3. Agama Islam tidak mengenal sistem kasta.
4. Agama Islam menyebar di Indonesia disesuaikan dengan adat dan tradisi bangsa Indonesia.
5. Faktor politik ikut memperlancar penyebaran agama islam di Indonesia.

1. Teori Masuknya Agama Islam di Indonesia

Berikut adalah beberapa pendapat ahli tentang teori masuknya Islam di Indonesia adalah sebagai berikut: 
a. Snouck Hurgronje dan Moquette, Islam masuk ke Indonesia melalui Gujarat, India dengan bukti batu nisan makam Maulana Malik Ibrahim sama dengan makam di Kambay, Gujarat. 
b. Soetjipto Wirjosoeparto, Islam masuk ke Indonesia melalui Gujarat, India dengan bukti batu salah satu makam raja Islam di Samudra Pasai. 
c. Hoesein Djajadiningrat, Islam masuk ke Indonesia melalui Iran (Persia) dengan bukti ejaan dalam tuliusan Arab. 
d. Haji Abdul Malik Karim Amarullah (Hamka), Islam masuk ke Indonesia melalui Mesir dan Mekkah dengan bukti sebagian besar rakyat Indonesia yang memeluk agama Islam bermahzab Syafii (gelar yang diberikan untuk raja Mesir = Malik) 
e. Alwi Sihab, Islam masuk ke Indonesia melalui pedagang Arab yang masuk Cina melalui jalur barat.


2. Bukti Awal Masuknya Islam di Indonesia 

a. Catatan Dinasti Tang, memberitakan bahwa pada abad ke-7 telah ada permukiman pedagang Arab di Baros, kota kecil di Pantai Barat Sumatra Utara.
b. Catatan Marcopolo, memberitakan adanya kerajaan Islam di Pulau Sumatera bagian utara bernama Samudra Pasai.
c. Catatan Ma-Huan, memberitakan bahwa pada awal abad ke-15 sebagian masyarakat kota di pantai utara Jawa yang telah memeluk Agama Islam.
d. Suma Oriental karya Tome Pires, memberitakan bahwavpada awal abad ke-16, daerah di pesisir timur Sumatera dan Aceh sampai Palembang, sudah banyak masyarakat yang beragama Islam.
e. Tulisan Pada Nisan di Leran Gresik, memberitakan bahwa wafatnya seorang perempuan muslim bernama Fatimah bin Maimun.
f. Pemakaman Muslim di Tralaya, memberitakan bahwa pada masa pemerintahan Hayam Wuruk sudah ada bangsawan Majapahit yang memeluk agama Islam.


3. Proses Pesebaran Agama Islam di Indonesia 

a. Para pedagang muslim mancanegara mendirikan permukiman semi permanen di sejumlah bandar penting Indonesia.
b. Pengenalan ajaran dan nilai-nilai Islam belum memperoleh tanggapan saat pengaruh kerajaan Hindu-Buddha masih kuat.
c. Berkembangnya permukiman muslim di pusat perdagangan menjadikan masyarakat muslim sebagai kekuatan ekonomi.
d. Kekuatan ekonomi itu beralih menjadi kekuatan politik saat penguasa pribumi di bandar dagang menjadi muslim.


B. Cara Penyebaran Agama Islam di Indonesia 

1. Melalui perdagangan, karena Islam mulai diperkenalkan melalui sejumlah bandar penting, jadi pesebaran agama Islam dimulai dari pesisir ke pedalaman.
2. Melalui perkawinan, karena pada saat itu, para pedagang muslim dianggap sebagai kalangan terpandang karena kekayaannya dan pengetahuannya. Oleh karena itu, kedudukan para pedagang muslim menarik kalangan penguasa pribumi untuk menikahkan anaknya. Kedua bentuk perkawinan itu akan melahirkan keluarga muslim serta berkembang menjadi perkampungan muslim, lalu lebih luas lagi menjadi masyarakat muslim yang di kemudian hari akan merintis menjadi kerajaan muslim.
3. Melalui pendidikan, pengenalan dan penyebaran agama Islam berlanjut ke pendidikan yang diselenggarakan oleh para guru, kiai, dan ulama. Mereka mendirikan pondok pesantren untuk mendidik para santri. Karena terbuka untuk siapa saja, banyak anak-anak dan remaja yang mengikuti pondok pesantren tersebut. Hal itu turut memperluas penyebaran Islam diberbagai penjuru Indonesia.
4. Melalui politik, penyebaran Islam secara politik dilakukan oleh para penguasa, baik lingkup kecil maupun besar. Akibatnya, semakin luas pengaruh politik sang penguasa semakin luas pula penyebaran agama Islam.
5. Melalui kesenian, pertunjukan wayang merupakan salah satu sarana kesenian yang digunakan untuk mengajarkan Islam. Selama pementasan disisipkan ajaran dan nilai-nilai Islam.
  

C. Pemegang Peran Penyebaran Islam di Indonesia 

1. Pedagang dari Arab yang mula-mula memperkenalkan agama Islam di indonesia, kemudian disusus
oleh pedagang Islam dari Mesir, Persia dan Gujarat memiliki tugas menyebarkan ajaran islam sesuai
dengan kemampuannya masing-masing.
2. Golongan Mubaligh atau guru agama Islam, yaitu golongan yang pekerjaannya memang khusus untuk
mengajarkan agama Islam.
3. Golongan Sufi (ahli tasawuf) diperkirakan masuk ke indonesia sejak abad ke 13.
4.  Para wali yang dikenal sebagai wali songo terdiri dari:
·         Sunan Maulana Malik Ibrahim (gresik)
·         Sunan Ngampel atau Raden Rahmat (ngampel)
·         Sunan Bonang atau Raden Maulana Makdum Ibrahim (Tuban)
·         Sunan Drajat atau Syarifudin (sedayu)
·         Sunan Giri (Gresik)
·         Sunan Kalijaga (Demak)
·         Sunan Kudus (kudus)
·         Sunan Muria (kudus)
·         Sunan Gunung Jati (Cirebon)

D.       Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia

a)       Kerajaan Samudra Pasai
Samudra Pasai terletak di pesisir timur laut Aceh dan merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia, diperkirakan mulai awal atau pertengahan abad ke-13 M dengan raja yang pertamanya adalah Malik al-Saleh dengan pusat kerajaanya ada di Muara Sungai Peusangan. Kerajaan berlangsung sampai abad 1524 M Samudra Pasai ditaklukkan Portugis dan akhirnya pada tahun 1524 M di aneksasi oleh raja Aceh, Ali Mughyat Syah dan selanjutnya ada di bawah pengaruh kesultanan Aceh.

b)       Kerajaan Aceh Darussalam
Kerajaan Aceh terletak di Aceh Besar (sekarang), berdiri pada tahun ke-15 M dengan raja Ali Mughyat Syah. Puncak kekuasaan terletak pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1608–1637 M), kerajaan Aceh telah menjalin hubungan dengan kerajaan Turki Usmani pada saat itu. Pada masa itu daerah sekitarnya sudah memeluk Islam kecuali rakyat batak. Runtuhnya Aceh ketika tonggak kepemimpinan dipimpin oleh seorang perempuan pada tahun 1641–1699, beberapa wilayah taklukannya lepas dan terpecah belah hingga akhirnya pada abad ke–18 M Kasultanan Aceh tinggal bayangan belaka.

c)       Kerajaan Demak
Kerajaan Demak merupakan kerajaan pertama di Pulau Jawa dengan rajanya Raden patah, terjadi kurang lebih sekitar abad ke-15 hingga awal abad ke-16.

d)       Kerajaan Pajang
Pajang merupakan lanjutan dari kerajaan Demak terletak di Kartasura, kerajaan Pajang merupakan kerajaan pertama di pedalaman pulau Jawa. Sultan pertamanya adalah Jaka Tingkir atau Adiwijaya. Pada masa sejarah Islam di Jawa yang asalnya berada di pesisir pantai kini berpindah ke pedalaman yang membawa akibat besar dalam perkembangan Islam di Jawa. Riwayat kerajaan Pajang berakhir tahun 1618.

e)       Kerajaan Mataram
Pendiri kerajaan Mataram adalah Ki Pamenahan, yang mana mendapat tanah Mataram oleh Sultan Adiwijaya untuk memberontak Aria Penangsang, dan Ki Pamenahan mendapatkan kemenangan, hingga akhirnya di sana mulai ditempati pada tahun 1577 M dan menjalankan pemerintahan. Pada masa Sultan Agung kontakkontak bersenjata antara kerajaan Mataram dengan VOC mulai terjadi. Konflik datang bertubi-tubi, dalam setiap konflik yang tampil sebagai lawan adalah mereka yang didukung oleh para ulama yang bertolak dari keprihatinan agama, hingga terjadi pemerontakan-pemberontakan yang mengakibatkan runtuhnya Keraton Mataram.

f)        Kerajaan Cirebon
Kesultanan Cirebon adalah kerajaan yang pertama yang ada di Jawa Barat, pendirinya adalah Sunan Gunung Jati pada abad ke-16.

g)       Kerajaan Banten
Pendiri kerajaan Banten adalah Hasanuddin putra dari Sunan Gunung Jati pada tahun 1568 dan beliau adalah raja pertamanya. Kesultanan bergantian secara turun temurun hingga akhirnya pada masa Sultan Abul Fath terjadi beberapa kali peperangan antar Banten dan VOC yang berakhir dengan disetujuinya perjanjian perdamaian tahun 1659 M.

h)       Kerajaan Makassar
Pendirinya adalah Pangeran Samudera atau Sultan Suryatullah / Suryan Syah setelah berhasil menghalau serangan dari Daha berkat bantuan Demak. Kerajaan ini merupakan penerus dari kerajaan Daha yang mayoritas masih menganut agama Hindu–Buddha.

i)         Kerajaan di Maluku
Sekitar tahun 1460 M raja Ternate, Vongi Tidore memeluk agama Islam, raja yang benar-benar muslim adalah Zayn al-‘Abidin (1486–1500 M), karena usia Islam masih muda di Ternate, Portugis yang tiba dari sana tahun 1522 M, berharap dapat menggantikannya dengan agama Kristen, tetapi usaha mereka hanya mendatangkan hasil yang sedikit.




j)         Kerajaan di Sulawesi
Kerajaan ini bernama kerajaan Gowa-Tallo, kerajaan kembar yang saling berbatasan, biasanya disebut kerajaan Makassar. Kerajaan ini terletak di Semenanjung Barat Daya pulau Sulawesi, raja pertamanya adalah Alauddin (1591–1636 M), karena tradisi seorang raja menyampaikan pesan, maka dengan itu kerajaan Soppeng, Wajo, Bone pun akhirnya menerima Islam.

E.       Runtuhnya Kerajaan yang Bercorak Islam

a)       Terjadinya Pertentangan di Antara Bangsawan
Petentangan antara bangsawan terjadi antara keluarga Pangeran Sedo Lepen dan Sultan Trenggono di Kerajaan Demak, keluarga Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji di Kerajaan Banten, serta keluarga Sultan Amangkurat I dan Raden Kajoran di Kerajaan Mataram.

b)       Tidak Adanya Pemimpin yang Cakap
Dalam mengelola suatu wilayah seharusnya ada pemimpin yang berwibawa dan dicintai oleh rakyatnya. Namun, tidak semua raja yang memiliki persyaratan itu. Hal itu ditunjukkan oleh Sultan Amangkurat I dari Mataram, ia gagal mengelola wilayah Kerajaan Mataram warisan Sultan Agung Hanyokrokusumo.

c)       Munculnya Kekuatan Baru
Masuknya bangsa Eropa di Indonesia, mempunyai pengaruh yang besar terhadap eksistensi kerajaan-kerajaan Islam. Bangsa Belanda melalui organisasi VOC, berhasil menjadi kekuatan baru yang memperlemah kekuasaan para penguasa Islam. VOC tidak saja nberhasil menjalankan monopoli perdagangan rempah-rempah, namun juga menjadi pihak yang memegang kekuasaan politik di Indonesia. Pada abad ke-17, kerajaan-kerajaan besar di Indonesia seperti Mataram, Banten, dan Makassar telah berada di bawah kekuasaan VOC

1 komentar:

  1. Oke mbak. kereeen. Wah seandainya kebanyakan guru bisa manfaatin teknologi canggih mungkin keren yaa. Guru ngeblog dan mereka juga ngasih materi dll lewat -atau mungkin udah banyak dan gua yang ketinggalan zaman???- blognya. Semangat mbaak !! Keep Going.

    BalasHapus